Sabtu, 07 Oktober 2017

Puisi-puisi Umar Affiq

Puisi-puisi Umar Affiq

Telaga Warna
Selera wajah yang tak kunjung karamteguh walau redup berlalukuasai keriput belulang pipibatu-batu kening terkenang dalam almbum merah mudalalu benang hitam yang tergeraiterombang-ambing dibelai rinduaku bekugempita mata menyergaphingga dua kutub bersujudpadu dalam dadabersemayang di pematang dentum jantung dan nadiku
Pantura, 1 April 2012
Mawar Putih
Jemariku patahdipinang tarian lengan surga yang kau ikatkan di kedua bahukurekahkan sayapmenghentak-hentak bak meriam Belanda menimbun sejarahdingindingin mengguyur punggungaku mematung tertikam mawar putih yang kau selipkan pada belah bibirkalah dengan senyum
Makam Agung, 4 April 2012
Ruang Persembunyian Sang Penakhluk
Wajahmu begitu sulit kucairkanserpih senyuman itu semakin dalam melipurmenusukkan duka di antara diatrema jiwamenjadi butir-butir mutiara dalam darahmenuabeku sejadi-jadinyakembali pecah seperti bongkah berlianindah helaian silaunya terbaca matameski darah melinangi ujung kempistajam mengakar di jantung
tak tau entah kapan tulisan ini berhenti menjelaskantinta-tintaku semakin luas menyibak Pasifikmencari kuadran di mana kau disembunyikan Tuhandi sanadikantungi kelopak ungukau agung-abadi
Makam Agung, 4 April 2012
Awan Malam
Batu-batu putih bertabur di atap kepalamenutup rawa gelapmengelilingi sumur cahaya yang gersangletih tanpa keperawananaduhai malang melintang di dahi dan pahanyaberkilau menyulik retinabulu lentik bak susuk duri landakpedih tak terkirakasar membatukan badan
Makam Agung, 5 April 2012
Nasi Goreng Tuhan
Tuhan,lihatlah nasi goreng yang Kau tumpahkan di kelakar langit tuaMutambah tua tambah pula ia memudarbasi dan memutih seperti nasihat kayudan padi yang kering kurus dirampas tikus
Tuhan,pandanglah kuning telur yang Kau benamkan pada piringan hitam pupilkusegankah Engkau membiarkannya gosong diliput airmata dosaakankah jadi tulang persembahyangan utuh terhidang untukMumestinya kuning telur itu menambahkan daya dan vitamin pada daging-daging keimanantapi urat apa yang mengakar di sana, hingga ayat-ayat pedangMu terasa tumpul bak sebilah angin melewati dinding kendang lalu lalai terbuangtanpa guna
Makam Agung, 7 April 2012

Biodata: Umar Affiq adalah nama pena dari Mohammad Umar Muwaffiq. Lahir dan besar di Rembang, Jawa Tengah. Sekarang ia adalah seorang mahasiswa Teknik Informatika di Unirow Tuban, pegiat sastra dan menjadi anggota KOSTRA (Komunitas Sastra). Sejak kecil sering menjuarai lomba baca puisi Jawa (Geguritan) dalam beberapa ajang kompetisi. Karyanya pernah menjuarai Mei Review 2012 (Divapress), Flashnya dimuat dalam antologi Wonder Women (AE Publishing, 2012), Antologi Puisi Ibu (GP Publishing, 2012), Antologi Puisi Mengeja Hujan (Lentera Ilmu Jogyakarta, April 2013), puisinya juga dimuat di Majalah Atas Angin (Bojonegoro), kompas.com (Jumat, 5 April 2013), Radar Bojonegoro.

//
http://oase.kompas.com/read/2013/05/28/20545599/Puisipuisi.Umar.Affiq?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar